Senin, 17 Desember 2012

MEMAHAMI SESUATU ITU TUMBUH


REFLEKSI KULIAH FILSAFAT ILMU KE 14
(SELASA, 11 DESEMBER 2012)
Endah Tri Mulyaningsih, S.Si /12708251067
PSN Kelas D 2012

MEMAHAMI SESUATU ITU TUMBUH
           
Dalam kuliah minggu lalu, Prof. Marsigit membicarakan salah satunya tentang bagaimana memahami sesuatu. Membangun pengetahuan dapat juga dilakukan dengan metode hidup atau tumbuh atau eksplorasi atau hermenetika. Pengetahuan dapat dimulai dengan mencari tahu tentang sesuatu itu melalui informasi lain, misalnya buku. Kemudian pengetahuan ada dalam pikiran walaupun sedikit. Dengan inisiatif dan rasa ingin tahu, maka pengetahuan bisa didapatkan dengan bertanya ataupun menemui langsung obyek yang ingin diketahui. Pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit dalam waktu yang relative, dengan metode eksplorasi.
Apa yang saya dapatkan di kuliah tersebut mengingatkan kembali tentang isi Elegi “Seorang Hamba Menggapai Keputusan”. Menurut pemahaman/dimensi saya dalam elegi tersebut dijelaskan bagaimana ilmu itu ada dalam memori manusia dan dimengerti oleh manusia. Informasi dapat dimulai dari mana saja, baik pikiran maupun panca indera. Jika dimulai dari pikiran maka maka manusia mendapatkan ilmu dengan abstrak, kemudian dibuktikan dengan panca indera sehingga lebih kongkrit, genaplah ilmu menjadi 100 %. Ilmu dapat juga diperoleh melalui panca indera terlebih dahulu kemudian dipikirkan dalam pikiran.
Pada intinya dalam mencari pengetahuan itu dapat dimulai dengan memikirkan kemudian dibuktikan dengan panca indera ataupun sebaliknya. Dan yang paling mendasari adanya pengetahuan adalah rasa ingin tahu dan inisiatif.

Pertanyaan :
1.      Jika kita sedang dalam keadaan tidak ikhlas dalam pikir, maka apa yang dapat saya lakukan untuk menjadi ikhlas berfikir?
2.      Apakah dengan dimulai dengan terpaksa bertanya? Atau dimulai dengan ikhlas mempelajari sesuatu untuk mencari anti tesis dari tesis-tesis yang telah saya peroleh?

Senin, 03 Desember 2012

REFLEKSI MENGGAPAI ALIRAN FILSAFAT


REFLEKSI KULIAH FILSAFAT ILMU KE 12
(SELASA, 27 NOVEMBER 2012)
Endah Tri Mulyaningsih, S.Si /12708251067
PSN Kelas D 2012

MENGGAPAI ALIRAN FILSAFAT

            Bagaimana caranya menggapai aliran filsafat? Salah satu caranya adalah dengan memahami semua aliran filsafat. Kemudian sesuaikan dengan nilai yang telah kita anut. Memahami aliran filsafat dapat dimulai dari berawalnya filsafat ilmu ada sampai kepada ilmu-ilmu bidang yang sekarang telah semakin berkembang. Ibarat kata dimulai dari Puncak gunung sampai ke lautan.
            Dalam kuliah minggu yang lalu juga ditampilkan seberapa banyak elegi yang telah dibaca dan dianalisis oleh setiap mahasiswa. Seberapa banyak dan seberapa rutin mengenalisis elegi berdampak terhadap nilai filsafat, mungkin bahasa elegi nya adalah “Menggapai Nilai Mata Kuliah Filsafat Ilmu”. Kerutinan dalam membaca elegi sangat dianjurkan oleh Prof.Dr.Marsigit, karena berfilsafat yang dibutuhkan adalah proses. Membaca elegi setiap hari akan lebih baik bagi proses berfilsafat daripada membaca banyak elegi tetapi satu hari dalam satu bulan.
            Kerutinan ini sama halnya seperti anjuran Rosululloh SAW, bersedekahlah sedikit tetapi rutin/tipa hari. Alloh SWT lebih menyukai yang rutin walau sedikit. Jika punya uang berjuta-juta untuk disedekahkan jangan disedekahkan sekaligus, tetapi pecahlah menjadi kecil-kecil untuk disedekahkan setiap hari.

Pertanyaan :
1.      Dalam elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 6 disebutkan bahwa “Pure Logic dipandang baru sebagai A Priori saja dan belum Sintetik, karena Pure Logic memang bersifat Analitik. Dengan demikian menurut Kant, Pure Logic belumlah merupakan Ilmu. Karena Pure Logic bukan sebagai Ilmu maka dia tidak memberikan informasi apapun kecuali tentang KONSISTENSI yang ada pada dirinya.”
Bagaimana ilmu murni yang lain? Bukankah dalam ilmu Murni (saya berasal dari ilmu Biologi murni) terdapat penelitian yang akan mengembangkan ilmu itu sendiri. Penelitian merupakan kajian dari fenomena yang dipikirkan dan diuji, bukankah hal tersebut sintetik a priori?

Senin, 26 November 2012

MENDEFINISIKAN PENDIDIKAN DALAM SATU KATA


REFLEKSI KULIAH FILSAFAT ILMU KE 11
(SELASA, 20 NOVEMBER 2012)
Endah Tri Mulyaningsih, S.Si /12708251067
PSN Kelas D 2012

MENDEFINISIKAN PENDIDIKAN DALAM SATU KATA

            Pendidikan dapat didefinisikan dalam satu kata. Definisi tersebut akan menjadi petunjuk termasuk golongan mana orang yang mendefinisikan. Dalam kuliah Dr. Marsigit minggu lalu, semua mahasiswa diminta mendefinisikan pendidikan dalam satu kata. Tercenganglah kami ketika diantara teman banyak yang mendefinisikan pendidikan sebagai ilmu, transfer dan investasi. Ternyata yang mendefinisikan pendidikan dengan kata tersebut termasuk kaum industrialis. Ada 5 golongan yang mendefinisikan pendidikan, yaitu kaum industrialis, konservatif, humanis, progresif dan education for all.
Kaum industrialis, konservatif dan humanis memandang pendidikan sebagai keuntungan yang dapat juga diartikan sebagai investasi. Jika pendidikan diartikan sebagai investasi maka pendidikan cenderung dirancang untuk mencapai tujuan dengan tidak memperhatikan proses dan peserta didik sebagai obyek pendidikan. Ketiga golongan ini jarang memperhatikan proses dalam pendidikan, pendidikan yang diajarkan hanya merupakan materinya saja, tanpa memperhatikan kegiatan. Hal tersebut dapat merebut intuisi peserta didik. Tidak terasahnya intuisi menyebabkan peserta didik kurang berkembang dan kurang kreatif dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Kaum progresif dan education for all, memandang pendidikan sebagai proses. Kegiatan pembelajaran sangat dihargai sebagai bentuk memberikan pengalaman terhadap peserta didik. Kegiatan tersebut dapat mengembangkan intuisi peserta didik. Intuisi diperoleh dari pengalaman yang tersimpan dalam memori otak.
Dalam pelaksanaan pendidikan terutama dalam evaluasi, kaum industrialis-konservatif-progresif akan merancang evaluasi setipe dengan ujian nasional. Peserta didik dievaluasi hanya dalam kemampuan kognitif dan tipe soal multiple choise. Namun, kaum progresif-education for all tidak akan melupakan evaluasi dari proses belajar. Sehingga evaluasi tidak hanya dalam bentuk tes, tetapi juga dalam bentuk nontes, portofolio misalnya.
Jika kita sebagai guru, sebaiknya kita jangan melupakan proses, karena proses mampu merebut intuisi peserta didik kita.

Pertanyaan :
1.      Apa yang akan kita lakukan sebagai guru jika kurikulum dirancang oleh kaum industrialis?
2.      Dalam elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 6 disebutkan bahwa “Pure Logic dipandang baru sebagai A Priori saja dan belum Sintetik, karena Pure Logic memang bersifat Analitik. Dengan demikian menurut Kant, Pure Logic belumlah merupakan Ilmu. Karena Pure Logic bukan sebagai Ilmu maka dia tidak memberikan informasi apapun kecuali tentang KONSISTENSI yang ada pada dirinya.”
Bagaimana ilmu murni yang lain? Bukankah dalam ilmu Murni (saya berasal dari ilmu Biologi murni) terdapat penelitian yang akan mengembangkan ilmu itu sendiri. Penelitian merupakan kajian dari fenomena yang dipikirkan dan diuji, bukankah hal tersebut sintetik a priori?

Selasa, 13 November 2012

TERBATAS OLEH RUANG DAN WAKTU



TERBATAS OLEH RUANG DAN WAKTU


Pertanyaan Filsafat:
Pewawancara : Endah Tri Mulyaningsih / PSn D 2012/ 12708251067
Yang diwawancara : Florentina Maria Panda / PSn D 2012 / 12708251074

1.     Pernahkan anda belajar filsafat?
Jawaban Tina : Aku belum pernah belajar Filsafat ketika aku kuliah S1 itu diluar pikiranku, tetapi setelah aku belajar filsafat aku menyadari bahwa aku belajar filsafat sejak aku mengerti apa itu ilmu, jadi menurut aku belajar Filsafat itu bergantung dengan kesadaran untuk memahami apa itu ilmu.

Komentar  Endah: Saya sependapat, sebenarnya kita mempelajari suatu ilmu (bidang) pastilah menggunakan filsafat, tetapi kita tidak sadar. Sewaktu kuliah baru kita mengerti ternyata kita telah menggunakan filsafat untuk belajar suatu ilmu atau mendapatkan pengetahuan dari eksperimen.

2.     Aliran apakah yang anda ikuti?
Jawaban Tina : Aku mengikuti aliran Positivisme, yang memiliki doktrin filosofi dan ilmu pengetahuan sosial yang menempatkan peran sentral pengalaman dan bukti empiris sebagai basis dari ilmu pengetahuan dan penelitian. Terminologi positivisme dikenalkan oleh Auguste Comte untuk menolak doktrin nilai subyektif, digantikan oleh fakta yang bisa diamati serta penerapan metode ini untuk membangun ilmu pengetahuan yang diabdikan untuk memperbaiki kehidupan manusia.

Komentar Endah : Ya saya sependapat juga dengan aliran tersebut. Sebagai akademisi yang tahu metode ilmiah untuk mendapatkan ilmu penegtahuan baru, dimulai dengan mendapatkan pengetahuan baru, disesuaikan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki dan menghasilkan sintesis/pengetahuan hasil refleksi. Dalam metode ilmiah dijelaskan bagaimana mendapatkan pengetahuan yang baru sesuai dengan langkah-langkah yang baku.

3.     Apakah anda termasuk orang yang tahu tentang ketidak tahuan anda?
Jawaban Tina  : Aku termasuk orang yang tahu tentang ketidak tahuan atau kelemahan, tetapi kadang aku tidak menyadari akan ketidak tahuan ku karena sikap egois dan kesombongan yang ada dalam diriku. 

Komentar Endah : Beruntung jika kita tahu terhadap ketidak tahuan kita. Ketika sadar akan ketidaktahuan maka kita akan mencari tahu.

4.     Apakah anda tahu pengertian intuisi?
Jawaban Tina : Iya, menurut saya intuisi merupakan pemahaman atau pengenalan terhadap sesuatu secara langsung dan penyimpulan. Intuisi terbagi menjadi dua bagian yaitu itusisi indrawi dan intuisi intelektual.

Komentar Endah : Saya kurang sependapat. Menurut saya intuisi itu adalah pengetahuan yang kita tahu tapi kita tidak dapat menjelaskan bagaimana dan kapan pengetahuan itu kita dapat.

5.     Coba anda berikan contoh tentang intuisi!
Jawaban Tina : Contoh intuisi indrawi : ada manusia yang bisa melihat mahkluk gaib dan mengatakan bahwa mahkluk gaib itu ada tetapi didunia yang berbeda.

Komentar Endah : Mungkin juga contoh tersebut merupakan intuisi. Contoh lain, misalnya saya tidak ingat kapan dan bagaimana saya memahami ukuran besar dan kecil. Saya tahu tapi saya tidak mampu menjelaskan bagaimana dan kapan saya mengetahuinya.

6.     Apakah kebenaran itu?
Jawaban Tina : Kebenaran adalah suatu hal atau perkara yang benar, tetapi antara Ada dan Yang mungkin ada secara kasat mata.

Komentar Endah : Saya memiliki pengertian lain, menurut saya kebenaran adalah sesuatu yang saya ketahui dan yakini kebenarannya. Tidak peduli orang lain sependapat atau tidak.

7.     Apakah spiritualnya kebenaran? Jelaskan!
Jawaban Tina : Spritual kebenaran adalah Agama, karena setiap agama merupakan kebenaran yang diyakini dan dipercaya.

Komentar Endah : Ya saya sependapat dengan anda. Spiritualnya kebenaran adalah agama.

8.     Bagaimana anda yakin akan urusan agama?
Jawaban Tina : Aku yakin dengan agamaku dengan cara:
1). disampaikan oleh orang tua
2). bertanya dan mencari tahu tentang kebenaran yang aku yakini melalui orang-orang yang ada disekitarku seperti : Pastor, pendeta, dll serta hal yang paling penting adalah Membaca Kitab Suci, karena semua ayat-ayat didalam membuat aku yakin dan percaya serta aku mengimani agamaku.

Komentar Endah : Ya saya sependapat bahwa keyakinan tentang urusan agama adalah urusan hati dan keyakinan tersebut harus dipupuk dan dijaga dengan cara belajar tentang agama.

9.     Apakah segala urusan bisa anda pikirkan?
Jawaban Tina : Aku tidak mampu memikirkan segala urusanku dalam waktu bersamaan karena pikiranku terbatas oleh ruang dan waktu.

Komentar Endah : Ya saya sependapat, tidak  semua urusan bisa dipikirkan secara bersamaan. Ada juga urusan yang tidak mampu dipikirkan oleh pikiran, yaitu urusan keyakinan. Pikiranku tidak mampu memikirkan sebagian urusan hatiku.

10.                         Kapan sebuah meja bisa memiliki makna?
Jawaban Tina : Menurut aku, meja (Obyek) itu bermakna jika ada subyek yang menyetuhnya baik secara langsung maupun secara tidak langsung (melalui pikiran).

Komentar Endah : Ya saya sependapat, selain itu meja akan memiliki makna kalau meja ditempatkan dalam ruang dan waktu.

11.                         Jika meja saya letakkan dalam kelas, apakah maknanya?
Jawaban Tina : Menurut aku meja bermakna hanya sebatas ruang saja, tetapi dalam waktu belum terbatas.

Komentar Endah : Saya kurang sependapat, menurut pengetahuan dari kuliah yang saya pahami adalah benda akan bermakna jika ditempatkan dalam ruang dan waktu. Jadi meja yang ditempatkan dalam ruang kelas saya, belum memiliki makna apa-apa.

12.                        Jika meja saya letakkan dalam kelas pada waktu siang, apa maknanya?
Jawaban Tina : Menurut aku meja bermakna yaitu meja(Obyek) diletakkan oleh seseorang (Subyek) terbatas oleh ruang dan diletakkan pada waktu siang sehingga dapat digunakan.

Komentar Endah : Ya berarti meja tersebut memiliki makna, karena terletak dalam ruang dan waktu.

13.                        Jadi makna benda itu tergantung dari apa?
Jawaban Tina : Dari jawabanku, maka dapat aku simpulkan bahwa makna benda bergantung kepada Subyek dan Obyek dan terbatas oleh ruang dan waktu.

Komentar Endah : saya sependapat, bahaw makna suatu benda itu terbatas akan ruang dan waktu.