Senin, 03 Desember 2012

REFLEKSI MENGGAPAI ALIRAN FILSAFAT


REFLEKSI KULIAH FILSAFAT ILMU KE 12
(SELASA, 27 NOVEMBER 2012)
Endah Tri Mulyaningsih, S.Si /12708251067
PSN Kelas D 2012

MENGGAPAI ALIRAN FILSAFAT

            Bagaimana caranya menggapai aliran filsafat? Salah satu caranya adalah dengan memahami semua aliran filsafat. Kemudian sesuaikan dengan nilai yang telah kita anut. Memahami aliran filsafat dapat dimulai dari berawalnya filsafat ilmu ada sampai kepada ilmu-ilmu bidang yang sekarang telah semakin berkembang. Ibarat kata dimulai dari Puncak gunung sampai ke lautan.
            Dalam kuliah minggu yang lalu juga ditampilkan seberapa banyak elegi yang telah dibaca dan dianalisis oleh setiap mahasiswa. Seberapa banyak dan seberapa rutin mengenalisis elegi berdampak terhadap nilai filsafat, mungkin bahasa elegi nya adalah “Menggapai Nilai Mata Kuliah Filsafat Ilmu”. Kerutinan dalam membaca elegi sangat dianjurkan oleh Prof.Dr.Marsigit, karena berfilsafat yang dibutuhkan adalah proses. Membaca elegi setiap hari akan lebih baik bagi proses berfilsafat daripada membaca banyak elegi tetapi satu hari dalam satu bulan.
            Kerutinan ini sama halnya seperti anjuran Rosululloh SAW, bersedekahlah sedikit tetapi rutin/tipa hari. Alloh SWT lebih menyukai yang rutin walau sedikit. Jika punya uang berjuta-juta untuk disedekahkan jangan disedekahkan sekaligus, tetapi pecahlah menjadi kecil-kecil untuk disedekahkan setiap hari.

Pertanyaan :
1.      Dalam elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 6 disebutkan bahwa “Pure Logic dipandang baru sebagai A Priori saja dan belum Sintetik, karena Pure Logic memang bersifat Analitik. Dengan demikian menurut Kant, Pure Logic belumlah merupakan Ilmu. Karena Pure Logic bukan sebagai Ilmu maka dia tidak memberikan informasi apapun kecuali tentang KONSISTENSI yang ada pada dirinya.”
Bagaimana ilmu murni yang lain? Bukankah dalam ilmu Murni (saya berasal dari ilmu Biologi murni) terdapat penelitian yang akan mengembangkan ilmu itu sendiri. Penelitian merupakan kajian dari fenomena yang dipikirkan dan diuji, bukankah hal tersebut sintetik a priori?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar