REFLEKSI
KULIAH FILSAFAT ILMU KE 14
(SELASA,
11 DESEMBER 2012)
Endah
Tri Mulyaningsih, S.Si /12708251067
PSN
Kelas D 2012
MEMAHAMI SESUATU ITU
TUMBUH
Dalam kuliah minggu lalu, Prof. Marsigit membicarakan salah satunya
tentang bagaimana memahami sesuatu. Membangun pengetahuan dapat
juga dilakukan dengan metode hidup atau tumbuh atau eksplorasi atau hermenetika.
Pengetahuan dapat dimulai dengan mencari tahu tentang sesuatu itu melalui
informasi lain, misalnya buku. Kemudian pengetahuan ada dalam pikiran walaupun
sedikit. Dengan inisiatif dan rasa ingin tahu, maka pengetahuan bisa didapatkan
dengan bertanya ataupun menemui langsung obyek yang ingin diketahui.
Pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit dalam waktu yang relative, dengan
metode eksplorasi.
Apa yang saya dapatkan di kuliah tersebut mengingatkan kembali tentang
isi Elegi “Seorang Hamba Menggapai Keputusan”. Menurut
pemahaman/dimensi saya dalam elegi tersebut dijelaskan bagaimana ilmu itu ada
dalam memori manusia dan dimengerti oleh manusia. Informasi dapat dimulai dari
mana saja, baik pikiran maupun panca indera. Jika dimulai dari pikiran maka
maka manusia mendapatkan ilmu dengan abstrak, kemudian dibuktikan dengan panca
indera sehingga lebih kongkrit, genaplah ilmu menjadi 100 %. Ilmu dapat juga diperoleh
melalui panca indera terlebih dahulu kemudian dipikirkan dalam pikiran.
Pada intinya dalam
mencari pengetahuan itu dapat dimulai dengan memikirkan kemudian dibuktikan
dengan panca indera ataupun sebaliknya. Dan yang paling mendasari adanya
pengetahuan adalah rasa ingin tahu dan inisiatif.
Pertanyaan :
1.
Jika kita sedang dalam keadaan tidak
ikhlas dalam pikir, maka apa yang dapat saya lakukan untuk menjadi ikhlas
berfikir?
2.
Apakah dengan dimulai dengan terpaksa
bertanya? Atau dimulai dengan ikhlas mempelajari sesuatu untuk mencari anti
tesis dari tesis-tesis yang telah saya peroleh?
Ass Ikhlas dalam pikir adalah positive thinking, tidak prejudice, tidak buruk sangka, tidak syu'udon atau dalam Bahasa Filsafatnya adalah Pure Reason. Wss
BalasHapusWassalamu'alaikum wr wb... Terimakasih Pak atas jawabannya..Saya rasa Prasangka merupakan jebakan filsafat yang paling membahayakan menurut saya saat ini, seperti juga kata agama bahwa sebenar-benar prasangka adalah dusta..
BalasHapusSaya baru sadar bahwa dalam mempelajari pengetahuan ternyata sangat dibutuhkan keikhlasan, agar pengetahuan tersebut saya dapatkan dengan murni, tanpa prasangka saya maupun orang lain.