Filsafat
dapat didefinisikan sebagai apapun, karena filsafat merupakan olah pikir,
selama apapun itu bisa dipikirkan, apapun itu bisa disebut sebagai filsafat.
Setiap
orang yang berfilsafat memiliki perbedaan tujuan, sehingga jumlah perbedaan
tersebut sama jumlahnya dengan orang yang berfilsafat.
Ilmu
merupakan katagorisasi yang memudahkan manusia untuk mempelajarinya. Begitu
juga dengan filsafat yang memiliki penggolongan.
Obyek
filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada. Ada dan mungkin ada disini
adalah dapat dideskripsikan oleh pikiran. Misalnya apel berwarna merah, berarti
apel adalah ada.
Apapun
yang kita pikirkan tidak mungkin bisa mengetahui semua hal, ada hal-hal yang
tidak dapat dimengerti pikiran. Yang tidak bisa dimengerti oleh pikiran salah
satunya adalah urusan hati. Cinta sebagai salah satu urusan hati juga tidak
bisa dimengerti oleh pikiran. Contoh lain, tentang keyakinan. Keyakinan tidak
dapat dipikirkan karena keyakinan ada di dalam hati.
Alat
untuk mempelajari filsafat adalah bahasa analog, yang tidak hanya sekedar
bahasa kiasan.
Adab
belajar filsafat adalah menetapkan hati. Urusan hati tidak perlu dipikirkan dan
diperdebatkan. Tetapkanlah hati sebagai komandan dalam pengembaraan pemikiran.
Dalam
berfikir juga memerlukan pengalaman. Separuh pemikiran adalah filsafat, dan
separuhnya lagi adalah pengalaman. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memberikan
penguatan terhadap filsafat.
Pertanyaan :
1.
Obyek
dan referensi filsafat adalah yang ada dan mungkin ada. Yang mungkin ada itu
seperti apa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar