REFLEKSI
UAS FILSAFAT ILMU (PERTEMUAN KE 16)
(SELASA,
15 JANUARI 2013)
Endah
Tri Mulyaningsih, S.Si /12708251067
PSN
Kelas D 2012
Hermeneutics,
Phenomenology dan Intuisi
Dalam pertemuan terakhir filsafat ilmu yaitu pertemuan UAS Dr. Marsigit
mengulas kembali tentang Hermeneutics, Phenomenology dan Intuisi. Setelah
menikuti kuliah dan mengerjakan takehome UAS filsafat, pemahaman saya tentang
ketiga tersebut diatas semakin bertambah. Bukan bermaksud mengatakan paham atau
jelas, karena hal semacam itu sama halnya dengan termakan mitos, hanya
menguraikan bahwa pengetahuan saya tentang hal tersebut menjadi bertambah.
Hermeneutics merupakan aliran filsafat yang menggunakan
teori interpretasi atau penafsiran. Secara sederhana penafsiran sama halnya
dengan terjemah dan menterjemahkan. Lebih sederhana lagi terjemah dan
menterjemahkan sama halnya dengan adanya interaksi. Dalam pembelajaran IPA
ataupun pembelajaran pada umumnya tentu harus ada interaksi antara peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam lingkungan belajar. Adanya
interaksi ini salah satunya dapat didukung dengan menggunakan metode inkuiri.
Adanya interaksi akan memberikan pengalaman kepada siswa, bagaimana siswa
melakukan menemukan permasalahan, mengadakan pengamatan, mengolah dan menyajikan
data serta menarik kesimpulan.
Phenomenology adalah
pendekatan filsafat yang dipergunakan untuk memahami berbagai gejala atau
fenomena. Dalam pembelajaran IPA fenomenology merupakan pendekatan yang
digunakan untuk mempelajari fenomena-fenomena alam yang terjadi. Penerapan
phenomenology dalam pembelajaran IPA akan mengikutsertakan skeptisisme tanpa
asumsi, metode reduksi dan abstraksi. Skeptisime adalah sikap meragukan tentang
segala sesuatu sedangkan metode reduksi merupakan suatu metode berpikir yang membuang
segala yang tidak perlu untuk fokus terhadap apa yang dipelajari dan abstraksi
adalah metode berpikir untuk mencapai konsep yang universal dari suatu obyek.
Salah satu metode yang
menerapkan phenomenology adalah metode inkuiri. Siswa dibimbing dan diberi
motivasi sehingga rasa keingintahuannya muncul. Siswa mencari pengetahuan
tentang fenomena yang terjadi tanpa asumsi dan fokus pada apa yang ingin
diketahui. Metode abstraksi akan digunakan pada saat siswa menarik kesimpulan.
Intuisi merupakan pengetahuan
yang didapatkan melalui pengalaman dan kebiasaan sehingga tidak memerlukan
penalaran. Intuisi didapatkan dengan pengalaman, sehingga guru harus memberikan
kesempatan peserta didik untuk memperoleh pengalaman. Salah satu metode yang
dapat digunakan untuk mengembangkan intuisi peserta didik adalah metode
pembelajaran inkuiri. Metode tersebut dapat memberikan pengalaman bagi peserta
didik dari interaksi antara obyek dan subyek belajar.
Kesimpulan yang dapat
saya peroleh adalah ternyata bahwa metode inkuiri dalam pembelajaran IPA mampu
menerapkan hermeneutics, fenomenology dan mengembangkan intuisi peserta didik.
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud bahwa intuisi akan berkembang
menjadi kategori dan regulasi?
2. Apakah intuisi hanya dapat diperoleh dari pengalaman?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar