TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu : Dr. Marsigit, MA
SEJARAH
PERKEMBANGAN ALIRAN
FILSAFAT ILMU
Oleh:
Endah Tri Mulyaningsih
12708251067
PSn kelas D 2012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum
Wr. Wb..
Puji syukur kita panjatkan kepada Alloh
SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Perkembangan Aliran Filsafat Ilmu”.
Disusunnya makalah ini sebagai tugas
mata kuliah Filsafat Ilmu serta sebagai upaya saya untuk mempelajari tentang
Sejarah Perkembangan Aliran Filsafat Ilmu.
Makalah ini masih belum sempurna,
sehingga saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan makalah ini, sehingga pemahaman saya dan pembaca akan materi
menjadi semakin kaya.
Demikian semoga makalah ini bermanfaat.
Terimakasih.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb..
Yogyakarta, 30
September 2012
Penulis
Daftar Isi
Halaman
Judul …………………………………………………………….. 1
Kata
Pengantar …………………………………………………………….. 2
Daftar
Isi …………………………………………………………….. …… 3
Bab
I Pendahuluan ………………………………………………………… 4
Bab
II Isi …………………………………………………………..……….. 5
Bab
III Penutup ……………………………………………………………. 11
Daftar
Pustaka ………………………………………………..…………… 12
BAB
I
PENDAHULUAN
Filsafat merupakan
studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis
dan dijabarkan dalam konsep yang mendasar.
Sedangkan, filsafat ilmu yang merupakan penyelidikan
tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara-cara memperolehnya. Filsafat ilmu
sendiri telah berkembang seiring perkembangan berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Sejarah filsafat ilmu hingga
kini merupakan perjalanan yang sangat panjang sehingga terbagi dalam berbagai
era/zaman. Kajian tentang sejarah perkembangan aliran filsafat ilmu diharapkan
dapat mengarahkan kita menerapkan penyelidikan kefilsafatan terhadap kegiatan
ilmiah.
Makalah ini akan mendeskripsikan
secara singkat sejarah perkembangan aliran filsafat ilmu. Uraian singkat
tentang periode sejarah akan melewati dan mengungkap banyak tokoh, peristiwa
dan fakta yang memungkinkan kita dapat memahami sejarah perkembanganaliran
filsafat ilmu.
BAB II
ISI
Perkembangan
aliran filsafat ilmu terbagi menjadi 4 fase, yaitu :
1.
Filsafat Ilmu zaman kuno, yang dimulai sejak
munculnya filsafat sampai dengan munculnya Renaisance.
2.
Filsafat Ilmu sejak munculnya Rennaisance sampai memasuki era positivisme.
3.
Filsafat Ilmu zaman Modern, sejak era
Positivisme sampai akhir abad kesembilan belas.
4.
Filsafat Ilmu era kontemporer yang merupakan
perkembangan mutakhir Filsafat Ilmu sejak awal abad keduapuluh sampai sekarang.
A. Filsafat Ilmu Zaman Kuno
Filsafat yang dipandang sebagai induk ilmu
pengetahuan berasal dari Yunani Kuno. Pemikir-pemikir (filosof) Yunani seperti
Thales. Ananximandros dan Anaximenes merupakan pemikir pertama yang menjadi
penanda munculnya filsafat. Filsafat dan ilmu merupakan 2 hal yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain. Keduanya termasuk dalam pengertian episteme, yang oleh Aristoteles
diartikan sebagai an organized body of
rational knownlegde with its proper object. Dari pengertian tersebut,
filsafat dan ilmu tergolong sebagai pengetahuan yang rasional. Aristoteles
membedakan pengetahuan rasional ini menjadi 3 bagian, yaitu pengetahuan
teoritis, pengetahuan produktif dan pengetahuan praktis.
Pemikiran Aristoteles tersebut diatas memberikan
gambaran bahwa ilmu pengetahuan pada masa zaman kuno didasarkan pada
aspek-aspek realitas yang dapat dijangkau oleh pikiran. Kemudian, muncul
pemikiran bahwa kegiatan ilmiah adalah kegiatan menyusun dan mengaitkan
pengertian-pengertian secara logis. Karena pemikiran Aristoteles inilah,
generasi selanjutnya memandang Aristoteles sebagai peletak dasar filsafat ilmu.
Aristoteles adalah peletak dasar ‘doktrin sillogisme’ yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan pemikiran di Eropa sampai dengan munculnya
Era Renaisance. Sillogisme adalah argumentasi dan cara penalaran yang terdiri
dari tiga buah pernya-taan, yaitu
sebagai premis mayor, premis minor dan konklusi.
B. Filsafat Ilmu Era Renaisence
Pada era Renaisance,
pandangan Aristoteles mulai tergeser oleh metode dan pandangan yang baru
terhadap alam yang disebut Copernican
Revolution. Metode dan pandangan Copernican
Revolution dipelopori oleh Copernicus (1473-1543), Galileo Galilei
(1564-1542) dan Issac Newton (1642-1727). Para ahli ini mengadakan pengamatan
ilmiah menggunakan metode eksperimen.
Pada abad XVII muncullah Roger Bacon (1561-1626) di
zaman modern yang ditandai dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan. Roger Bacon
berpendapat bahwa :
1. ilmu
harus bersifat kontemplatif. Ilmu berkembang untuk memperkuat kemampuan dan
kesejahteraan manusia. Karena pandangan Roger inilah, pandangan Aristoteles
benar-benar bergeser, sehingga Roger Bacon dianggap sebagai peletak dasar
filosofis untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
2. jiwa
manusia yang berakal memiliki kemampuan triganda, yaitu ingatan, daya khayal
dan akal. Ketiga aspek tersebut merupakan dasar segala pengetahuan. Ingatan
menyangkut apa yang sudah diperiksa dan diselidiki (historia), daya
khayal menyangkut keindahan dan akal menyangkut filsafat (philosophia)
sebagai hasil kerja akal.
3. logika sebagai
pelopor perkembangan filsafat ilmu pengetahuan. Bacon menyusun logika meliputi
empat macam keterampilan (ars) yaitu bidang penemuan (ars inveniendi),
bidang perumusan kesimpulan secara tepat (ars iudicandi), bidang
mempertahankan apa yang sudah dimengerti (ars retinendi), dan bidang
pengajaran (ars tradendi).
Roger Bacon juga mengarang buku Novum Organon, yang mampu mempengaruhi filsafat di Inggris pada
masa tersebut. Buku tersebut berisi tentang pengukuhan penerimaan teori empiris
tentang penyelidikan dan tidak harus sepenuhnya bertumpu pada logika deduktif
(pandangan Aristoteles).
Dalam perkembangan selanjutnya muncul John Locke (1632-1714) David
Hume (1711-1776) dan Immanuel Kant (1724-1804). Ketiga filosof ini memberi
pengaruh cukup besar terhadap perkembangan filsafat ilmu selanjutnya.
John Locke berpendapat bahwa seorang bayi yang baru lahir memiliki
akal yang bersih seperti papan tulis yang kosong. Kemudian pengetahuan hanya
berasal dari indera yang dibantu oleh pemikiran, ingatan dan perasaan indrawi.
Locke mengakui adanya ide adalah bawaan (innate
ideas). Dalam perkembangan pengetahuan teori Locke
dikenal dengan istilah teori tabula
rasa.
Pada abad XIX muncullah ahli Johan
Gottlieb Fichte (1762-1814) memperkenalkan filsafat Wissenchaftslehre
atau Ajaran Ilmu Pengetahuan (Epistemologi). Ajaran atau pandangan ini adalah
kesadaran tentang pengenalan diri yaitu metode dibidang pengetahuan itu
sendiri.
Selanjutnya muncul William Whewel
(1795-1866) yang menyetujui adanya intuisi yang menjadi titik pangkal induksi
dalam ilmu alam. Auguste Comte (1798-1857) berpendapat sejak
jaman teologis dan metafisis sudah tiba jaman ilmu positif (empiris) yang
defenitif. Dalam hal ilmu positif Comte membedakan pengetahuan menjadi enam
macam ilmu, dari yang paling abstrak: matematika, ilmu falak, fisika, kimia,
ilmu hayat dan sosiologi. Matematika dipandang sebagai ilmu deduktif, sedangkan
lima lainnya dalam keadaan ingin mendekati deduktif itu. Dalam hal ini Comte berusaha mengadakan kesatuan antara ilmu pasti
dan ilmu empiris.
C. Filsafat Ilmu Era Positivisme
Era positivisme adalah aliran dari filsafat yang ditandai dengan
evaluasi terhadap ilmu dan metode ilmiah. Pada abad XX beberapa tokoh
positivisme membentuk kelompok dengan nama Lingkaran Wina, tokoh-tokoh yang
yaitu Gustav Bergman, Rudolf Carnap, Philip Frank Hans Hahn, Otto Neurath dan
Moritz Schlick. Lingkaran Wina mengembangkan aliran positivisme logis / neopositivisme dan empirisme logis. Munculnya aliran tersebut dikarenakan 3 hal, yaitu
empirisme dan positivisme, metodologi ilmu empiris dan perkembangan logika
simbolik dan analisa logis.
Aliran ini juga berpendapat bahwa hanya ada satu sumber
pengetahuan, yaitu pengalaman indrawi. Selain itu juga mengakui adanya pemikiran
logika dan matematika yang dihasilkan melalui pengalaman. Lingkaran Wina sangat
memperhatikan dua masalah, yaitu analisa pengetahuan dan pendasaran teoritis
matematika, ilmu pengetahuan alam, sosiologi dan psikologi. Menurut mereka
wilayah filsafat sama dengan wilayah ilmu pengetahuan lainnya.
Tugas filsafat ialah menjalankan analisa logis terhadap pengetahuan
ilmiah. Filsafat tidak diharapkan untuk memecahkan masalah, tetapi untuk
menganalisa masalah dan menjelaskannya. Jadi mereka menekankan analisa logis
terhadap bahasa. Trend analisa terhadap bahasa oleh Harry Hamersma dianggap
mewarnai perkembangan filsafat pada abad XX, di mana filsafat cenderung
bersifat Logosentrisme.
D. Filsafat Ilmu Kontemporer
Tokoh dalam era ini adalah Karl Raymund Popper (1902-1959), yang
kehadirannya berada pada masa transisi menuju zaman Filsafat Ilmu Pengetahuan
Baru. Munculnya Filsafat Ilmu Pengetahuan Baru disebabkan oleh adanya teori falsifikasi yang mampu menumbangkan
aliran positivisme logis dari Lingkaran Wina, Popper mengintroduksikan suatu
zaman filsafat ilmu yang baru yang dirintis oleh Thomas Samuel Kuhn.
Para tokoh filsafat ilmu baru, antara lain Thomas S. Kuhn, Paul
Feyerabend, N.R. Hanson, Robert Palter dan Stephen Toulmin dan Imre Lakatos
memiliki perhatian yang sama untuk mendobrak perhatian besar terhadap sejarah
ilmu serta peranan sejarah ilmu dalam upaya mendapatkan serta mengkonstruksikan
wajah ilmu pengetahuan dan kegiatan ilmiah yang sesungguhnya terjadi. Gejala
ini disebut juga sebagai pemberontakan terhadap Positivisme.
Thomas S. Kuhn populer dengan relatifisme-nya yang nampak dari
gagasan-gagasannya yang banyak direkam dalam paradigma filsafatnya yang
terkenal dengan The Structure of Scientific Revolutions (Struktur
Revolusi Ilmu Pengetahuan). Kuhn melihat bahwa relativitas tidak hanya terjadi
pada benda yang benda seperti yang ditemukan Einstein, tetapi juga terhadap
historitas filsafat ilmu sehingga ia sampai pada suatu kesimpulan bahwa teori
ilmu pengetahuan itu terus secara tak terhingga mengalami revolusi. Ilmu tidak
berkembang secara komulatif dan evolusioner melainkan secara revolusioner.
Salah seorang pendukung aliran filsafat ilmu Baru ialah Paul
Feyerabend (Lahir di Wina, Austria, 1924) sering dinilai sebagai filosof yang
paling kontroversial, paling berani dan paling ekstrim. Penilaian ini didasarkan
pada pemikiran keilmuannya yang sangat menantang dan provokatif. Berbagai
kritik dilontarkan kepadanya yang mengundang banyak diskusi dan perdebatan pada
era 1970-an.
Dalam Against method, ia menyatakan bahwa pada dasarnya ilmu
pengetahuan dan perkembangannya tidak bisa diterangkan ataupun diatur segala
macam aturan dan sistem maupun hukum. Perkembangan ilmu terjadi karena
kreatifitas individual, maka satu-satunya prinsip yang tidak menghambat
kemajuan ilmu pengetahuan ialah anything goes (apa saja boleh).
Menurut Feyerabend, dewasa ini ilmu pengetahuan menduduki posisi
yang sama dengan posisi pada abad pertengahan. Ilmu pengetahuan tidak lagi
berfungsi membebaskan manusia, namun justru menguasai dan memperbudak manusia.
Oleh karenanya Feyerabend menekankan kebebasan individu.
Dalam tahap perkembangan selanjutnya muncul Institut Penyelidikan
Sosial di Frankfurt, Jerman, yang dipelopori oleh Max Horkheimer (1895-1973),
Theodor Wiesengrund Adorno (1903-1969), Erich Fromm (1900-1980) dan Herbert
Marcuse (1898-1979). Mereka memperbaharui dan memperdalam masalah teoritis dan
falsafi mengenai cara kerja dan kedudukan ilmu-ilmu sosial.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam perkembangannya filsafat ilmu dibagi dalam 4
era, yaitu era kuno, renaissance, positivism dan kontemporer. Dalam tiap
era/zaman filsafat ilmu memiliki karakteristik pemikiran dan tokoh-tokoh yang
mengembangkan pemikiran tersebut.
B.
Saran
Dalam mempelajari filsafat ilmu hendaknya memahami
semua era sehingga memperoleh pemahaman yang menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2011. Pengertian Filsafat, Cabang-cabang
Filsafat dan Aliran-aliran
Filsafat. http://peta-ilmu.blogspot.com/2011/03/pengertian-filsafat-cabag-cabang.html
(diakses tanggal 30 September 2012)
Hatmanto, Endro Dwi dan Jati Suryanto.
2010. Macam-macam Aliran Filsafat ilmu.
http://endro.staff.umy.ac.id/?p=87 (diakses
tanggal 30 September 2012).
Suriasumantri, J.S. 1995. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Popular. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta
Langaji,
Abbas. 1998. Sejarah Perkembangan
Filsafat Ilmu. (diakses tanggal 30 September 2012)